PALEMBANG,BS- lembaga survei memprediksi pasangan calon ( paslon) Dr Ahmad Rizali-Dr Shinta Paramitha Sari ( AL-SHINTA) bakal unggul dibandingkan pasngan lain sebagaimana elektabilitas keduanya.
Alasan utama pemilih menjatuhkan Al-SHINTA karena sudah ada bukti nyata hasil kerjanya, jujur/bersih dari praktek korupsi, orangnya perhatian pada rakyat dan berpengalaman di pemerintahan serta ramah/mudah ditemui. Demikian temuan survei teranyar lembaga survei Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) dalam paparannya bertajuk Peluang Menang Paslon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim,.
Direktur eksekutif LKPI, Arianto, ST, MT, M.IKOM,POL menjelaskan, pada uji tataran elektabilitas semi tertutup dengan mengajukan delapan nama calon bupati dan wakil bupati, didapatkan kekuatan elektoral sebagai berikut. Elektabilitas Ahmad Rizali ( 22,7 %), Edison ( 19,0 %), Shinta Paramitha Sari ( 14,2 %), Nasrun Umar ( 13,0 %), Ropi Alex Candra ( 6,3 %), Ramlan Holdan ( 3,6 %), Lia Anggraini ( 2,5 %), Sumarni ( 1,4 %) dan massa yang belum menentukan pilihan (17,3 %).
“Kami coba melakukan uji simulasi menggunakan contoh specimen kertas surat suara gambar empat paslon. HAsilnya adalah elektabilitas AL-SHINTA ( 41,5 %), SONNI ( 21,6 %), HNU-LIA ( 16,0 %), RAPI ( 10,9 %) dan massa yang belum menentukan pilihan ( 10,0 %). Paslon AL-SHINTA terlihat mulai menjauh jarak (gap) elektabilitasnya dari tiga rival utamanya. Pada survei sebelumnya, jarak elektabilitas antara AL-SHINTA dengan tiga kompetitotnya 10 % - 13 %,"kata dia Kamis 26 september 2024.
Tetapi kali ini jarak elektabilitas AL-Shinta agak mulai melebar dari tiga rivalnya. Ada juga kenaikkan elektabilitas paslon SONNI dan RAPI tetapi masih tergolong kurang kuat. Secara statistic, antara paslon AL-SHINTA dan SONNI terlihat lebih kuat magnet elektoralnya dan ini merupakan sinyal kuat yang bersaing kedepan,” ungkap mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang sudah dua puluh tuhuh tahun menekuni bidang survei perilaku pemilih di Indonesia ini.
Daya tarik pemilih yang menyebkan paslon AL-SHINTA unggul elektabilitas ini terang lembaga yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia ( PERSEPI) ada empat alasan utama. AL-SHINTA dipilih karena masyarakat mempersepsikan bahwa sudah ada bukti nyata hasil kerjanya ( 67,7 %), berpengalaman di pemerintahan ( 61,4 %). Kemudian AL-SHINTA dipersepsikan juga orangnya perhatian pada rakyat ( 37,7 %), mampu membawa perubahan kabupaten Muara Enim lebih baik (36,0 %) dan ramah/mudah ditemui ( 56 %) dan jujur/bersih dari korupsi (62,5 %). Pengalaman survei perilaku pemilih, alasan tersebut merupakan faktor yang sangat kuat secara psikologis pemilih menjatuhkan pilihannya bersifat rasional. Keraj-kerja baik sebelum maju di pilkada maupun setelah pendaftaran pilkada sudah dirasakan masyarakat apa yang telah dilakukan Al-SHINTA. Dalam memori pemilih, tentunya paslon mana saja yang telah melakukan melalukan modal sosial dan modal politik di masyarakat akan berdampak dengan tingginya angka elektabilitas.
“Secara sebaran partai politik juga kami potret, dukungan partai politik cukup menyebar merata ke paslon AL_SHINTA dan ini tidak hanya berasal dari partai pengusung/pendukung saja. Demikian juga dengan sebaran demografi pemilih, dari segmen umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku/etnis, agama juga merata di dominasi AL-SHINTA,"ujarnya
Selan itu, kenerja Dr Ahmad Rizali selam menjabat Pj Muara Enim tingkat kepuasannya masyarakat yang menyatakan puas mencapai angka 70 %. Tapi, tingkat sosialisasi AL-SHINTA kalau kami potret belum maksimal, baik melalui pertemuan umum/tatap muka, spanduk/baleho, media sosial, koran, Tim sukses/tim pendukung. Apabila komponen sosialisasi di atas digerakkan AL-SHINTA lebih gencar lagi, potensi kenaikkan elektabilitas cukup besar. Dalam dua bulan kedepan, dipastikan akan terjadi gejolak elektabilitas karean masing-masing paslon akan meningkatkan intensitas sosialisasinya untuk mengamankan dan mengejar elektabilitas,”pungkas lulusan terbaik ilmu komunikasi politik ini.
LKPI mengelar survei 12-22 September 2024 dengan mengambil 820 responden ( 82 desa/kelurahan) yang tersebar secara proporsional di 22 kecamatan di Kabupaten Muara Enim. Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan tingkat kesalahan ( marjin of error +/- 3,5 %) dan selang kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan tatap muka langsung dengan responden dan semua peneliti lapangan mahasiswa dari Kota Palembang.(suh)
Category: Uncategorized